Setelah sekian lama absen baru sempat menulis lanjutan dari trip Hong Kong sebelumnya. Untuk hari kedua jalan-jalan di negara ini, diputuskan untuk mengambil paket 1 Day City Tour seharga HK$600 atau sekitar Rp.750.000 yang terdiri dari:

Berhubung banyak sekali tempat yang kami datangi dalam 1 hari, review kali ini akan terbagi menjadi beberapa bagian. Dimulai dari Repulse Bay Beach, salah satu pantai dangkal di Hong Kong yang letaknya di daerah permukiman orang-orang terkaya dan penting di Hong Kong. Perlu dicatat city tour ini dimulai dari jam delapan pagi , karena itu saat kami tiba di sana cuaca masih bersahabat alias adem-adem gimana gitu dan masih sepi banget. Pokoknya pas banget buat yang lagi bergalau ria buat merenung di sini sambil menikmati pemandangan yang ciamik, menyusuri pantai yang sepi seorang diri (seperti salah satu peserta tour di hari itu, yang pasti bukan aku yang waktu itu sedang norak jepret sana-sini).

Selain keindahan pantainya, di Repulse Bay juga terdapat Kuil Kwun Yam. Di kuil ini terdapat banyak patung dewa dan dewi, konon sebagian besar merupakan sumbangan dari orang-orang penting di Hong Kong mulai dari pengusaha sampai dengan artis. Di antaranya ada Dewa Uang, Dewa untuk memohon punya anak, Dewa Jodoh dan masih banyak lagi. Aku juga sempat memohon kepada Dewa Uang supaya dilancarkan rezekinya, sesuai dengan cara yang diajarkan oleh tour guide kami yang fasih sekali berbahasa Indonesia (padahal asli orang RRC). Cukup dengan 1 lembar uang kertas terserah berapapun nilainya, katanya makin besar makin bagus yang diusapkan ke patung dan disimpan dalam kantung celana atau tas yang tertutup. Setelah itu tidak boleh mencuci tangan dulu sementara waktu (untung sudah pipis duluan waktu baru sampai tadi, kalau ga siap-siap meper ke orang terdekat hehehe...)

Di antara patung-patung dewa di kuil tersebut, juga terdapat jembatan panjang umur (Longevity Bridge), konon setiap kita melewati jembatan ini umur kita akan bertambah panjang 1 tahun. Namun yang perlu dicatat jangan pernah berputar balik saat melewati jembatan ini atau salah arah dalam menyeberanginya. Bila kita ingin melewati berkali-kali harus memutar dulu lewat bawah baru naik jembatan kembali, begitu dan seterusnya.

Sesudah puas berkeliling (bisa dibilang cuma sebentar kita mampir di sini, namanya juga tour) kami pun mengikuti rombongan kembali ke mobil untuk berangkat ke tempat wisata berikutnya. Sambil melalui pantai yang sudah mulai ada tanda-tanda aktivitas dengan orang berenang dan bersantai dan beberapa penjaga pantai yang sudah mulai bersiaga untuk menjaga keamanan dan kenyamanan pengunjung pantai. Kamipun siap berangkat menuju Golden Bauhinia Square, sampai jumpa lagi di liputan Hong Kong Trip yang berikutnya ^-^

Buat yang bertandang ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan, jajanan yang satu ini tidak boleh dilewatkan. Belum afdol rasanya kalau ke Banjarmasin tapi belum mencicipi yang namanya Soto Banjar. Soto khas Banjar ini cukup berbeda dengan soto-soto di daerah Indonesia lainnya, karena menggunakan cukup banyak rempah-rempah sebagai bumbu dari kuahnya. Sedangkan isi dari soto itu sendiri tediri dari potongan ketupat, soun, daging ayam, wortel, telur bebek, perkedel kentang, bawang goreng dan terakhir perasan jeruk nipis. Dan salah satu tempat paling terkenal dalam menyajikan hidangan ini adalah Warung Soto Bang Amat, yang berlokasi di Banua Anyar, tepat di pinggir Sungai Pengambangan, anak sungai dari Sungai Martapura. Dilihat dari lokasinya saja sudah strategis, bisa dicapai via darat dan via sungai (buat yang tidak mau memutar bisa menyeberang langsung dengan klotok). Selain Soto Banjar hidangan laris lainnya di Warung Soto Bang Amat ini adalah Sate Ayam. Harganya pun cukup terjangkau, di kisaran Rp.15.000 sd Rp.20.000 per porsi baik untuk soto maupun sate.

Nilai plus lainnya dari tempat makan yang satu ini adalah pemandangan Sungai Pengambangan yang bisa kita nikmati sambil makan, disertai dengan iringan lagu tradisional yang dibawakan secara live. Tidak hanya lagu-lagu lawas atau tradisional yang bisa mereka bawakan, lagu-lagu yang sedang trend saat ini pun bisa mereka mainkan. Sekian liputan kuliner kali ini, sampai ketemu lagi di liputan lezat lainnya ^-^

Resmi per 1 Juni 2013 lalu, sepulang dari jalan-jalan ke Carita aku mengadopsi seekor anak kucing. Kucing yang berjenis kelamin jantan dan merupakan keturunan setengah persia dan kampung itu berumur 4 bulan saat itu (peranakan dari ibunya yang 1/2 persia dan kampung + ayah yang juga 1/2 persia dan kampung = 1/2 persia dan kampung juga kan??). Walaupun setiap ada yang datang tidak percaya kalau si Choki (nama yang akhirnya diberikan setelah rembukan keluarga) masih ada darah persia-nya, karena tampangnya kampung banget plus celemotan pula. Kenapa diberi nama Choki, hmmm mungkin supaya ganteng-nya Choki Sitohang si presenter yang guantenggg banget itu nular dikit kali ya. Yang pasti sejak pelihara Choki kegiatan seluruh anggota keluarga bertambah, mulai dari yang kasih makan, bersihin tokainya (maaf buat yang lagi makan), mandiin dan yang pasti bermain bersama Choki yang nge-gemesin banget.

Walaupun 2 hari pertama agak susah makan dan pencernaan-nya agak terganggu tapi setelah itu Choki sudah bisa kembali beraktivitas seperti semula. Mungkin karena pindahan rumah dan pemilik agak membuat shock si mungil ini. Kini Choki telah sebulan di rumahku, sudah masuk usia bereksplorasi dan sedang nakal-nakalnya. Tapi senakal apapun we still love you Choki... sekian diary Choki yang pertama, sampai ketemu di diary berikutnya meowww.... ^-^