Trip: Sacré-Coeur, Paris Day 4

1:40 AM

Selasa, 24 September 2013
Paris

Sacré-Coeur
Tujuan kali ini juga dikenal sebagai basilica putih di atas bukit. Gereja berskala basilica mini ini terletak persis di puncak bukit Montmatre. Untuk mencapai puncak cukup menaiki tangga saja, sambil menikmati eksterior gereja dan pemandangan kota Paris di bawahnya. 

Gereja putih yang menjulang di atas bukit seakan mengawasi kota Paris
Kolam di sepanjang tembok pagar Sacré-Coeur
Sudah cukup tinggi nih, eits masih harus naik tangga lagi
Selalu penuh pengunjung mulai dari turis lokal maupun manca negara
Jepret dulu buat bukti sudah mampir dan mamerin baju kaos Paris yang dibeli kemarin :)
Pemandangan dari balik gereja
Pose lagi dengan pemandangan kota Paris dari puncak bukit Montmatre (abaikan kulit yang sudah mulai gosong karena kejemur di jalan terus)

Le Petit Musée du Chocolat
Saat turun dari Sacré-Coeur kita pasti melewati toko coklat yang juga merupakan museum mini berisi karya-karya seni yang terbuat dari coklat. Buat fans coklat seperti aku wajiblah icip-icip dan beli untuk dibawa pulang, pilihannya juga banyak mulai dari cookies, macarons, permen dan pastinya coklat dalam berbagai varian dan bentuk.

Jangan sampai kelewatan mampir ke sini ya kalau sudah sampai Sacré-Coeur
Perpaduan museum coklat dan toko panganan berbahan dasar coklat, bahkan katanya ada tempat kursus juga di lantai atas
Bingung mau pilih yang mana, banyak banget pilihan di sini. Semua terlihat enak
Model Notre-Dame dari coklat, detailnya luar biasa
Buah cocoa dari coklat yang berasal dari cocoa, mabok ga?
Model kapal layar dari coklat
Cookies menggoda iman seharga €1.5

Ladurée
Masih lanjutan cemal-cemil nih lanjut ke Ladurée yang terkenal dengan macarons dan tokonya yang imut dan Perancis banget itu. Masih suka geli kalau ingat kejadian jajan di Ladurée. Ceritanya nih begitu ketemu toko ini setelah muter-muter masuklah kita dan antri beli sampai setibanya di depan kasir kami dengan pede-nya bilang mau dine in, padahal Parisian di depan kami semuanya take away. Pelayan yang berjaga di tangga pun sampai bertanya sekali lagi ke kami yakin mau dine in tidak take away saja? Karena kami kekeh akhinya digiringlah kami ke salah satu meja di lantai dua dan menyerahkan buku menu ke kami. Sekilas interior tearoom tersebut sedikit mirip dengan ruangan di Versailles, sayang lampunya terlalu remang. Alangkah terkejutnya kami begitu melihat harga-harga yang tertera di menu, bisa sampai 2 bahkan 3 kali lipat dari harga kalau kita take away. Mungkin makan pakai piring emas kali ya, galaulah kami bolak-balik buku menu sambil diskusi enaknya gimana. Mungkin si pelayan menyadari gelagat kami dan segera menghampiri dan menanyakan apakah sudah memilih atau mau take away saja, tidak berlama-lama kami pun langsung mengiyakan dan mengikuti turun kembali ke kasir untuk memesan take away (dengan muka yang rasanya mau disimpan di dalam tas saja saking malunya). Dan membawa bungkusan kue kami ke halaman gereja kecil tidak jauh dari sana dan menyantap cake-cake imut yang dikemas dengan manis dan cantik.

Etalase manis cantik Ladurée
Surganya macarons
Packaging yang cantik banget, sampai ga tega bukanya
Nah, ini pilihanku seharga €6.7
Kalau ini pilihan temanku, macaron rose
Macaron pistachio, pilihan temanku yang lain, lupa namanya apa tapi yang pasti saling icip-icip

Carrefour
Nah, kalau ini sih siapa yang tidak kenal. Belanja ke Carrefour di negeri asalnya untuk berburu oleh-oleh snack dan cemilan lainnya karena besok kita sudah harus kembali ke Indonesia. Tas dan tangan sudah penuh belanjaan saatnya kembali ke hostel untuk berkemas dan beristirahat. Di sini juga aku terpisah dari dua orang teman lainnya dan terpaksa balik sendiri. Maklum ya fakir pulsa ga ada yang beli paketan sim lokal sama sekali cuma ngandalin wifi hotel saja, jadi kalau keluar ya pasrah aja tunggu-tungguan. Cuma kali ini sudah tunggu lama di lorong kasir ga muncul juga jadilah inisiatif balik sendiri karena takut kena jam malam subway. Gara-gara terpisah ini juga kami sampai lupa untuk mengunjungi Arc de Triomphe hiks...

Beberapa snack hasil belanja di Carrefour dan negara lainnya dari trip kali ini (nyesel ga beli Goùt Bacon banyakan, enak ternyata)
Ternyata naik subway di Paris malam-malam sendirian itu bikin dag dig dug der juga ya, secara sudah dekat jam terakhir operasional, stasiun ujung, penumpang satu-satunya sampai mau jalan kereta baru bertambah satu penumpang lagi. Tapi syukur bisa sampai dengan selamat di stasiun tujuan, mana pakai salah arah pas jalan ke hostel sampai akhirnya pura-pura beli roti dulu di toko roti yang sudah mau tutup biar ga ketara kalau balik arah. Kenapa repot-repot begitu? Karena jalanan sudah sepi dan gelap, maklum ya hostel kami di pinggiran kota. Ketemu lampu hostel yang terang tuh rasanya senang banget, tambah senang lagi karena tidak lama kemudian teman-temanku juga tiba di hostel dan langsung bertukar cerita yang tidak kalah hebohnya, pas giliran mereka kena razia tiket subway dan kebetulan salah satu temanku tidak pegang tiketnya lagi tipe yang langsung buang setelah lewat gerbang tiket, paniklah dia. Tapi untung ada penumpang lain yang membantu menjelaskan. Jadi jangan pernah buang tiket kalian sebelum sampai tujuan ya, karena razia seperti ini katanya rutin. Penyebabnya? Banyak yang suka naik subway gratis alias ga beli tiket, kami juga pernah menyaksikan di hari pertama kami di Paris seorang wanita dengan luwesnya nyelip masuk di gerbang tiket ga pake ceklok tiket tanpa ada rasa dosa padahal bajunya lumayan rapi dan keren. Tapi buat kita turis mending jangan coba-coba deh. Yak, sampai sini saja kisah kami hari ini, saatnya beres-beres... Sampai ketemu besok ya, bubye ^·^

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

FLASHBACK

Trip: Tomb Visits, Paris Day 4

Selasa, 24 September 2013 Paris Père Lachaise Cemetery Kunjungan pertama hari ini agak beda dari biasanya, yaitu ke kuburan. Ich kok jalan-j...